}

Selamat Datang

kritik dan saran dari pembaca sangat kami butuhkan
"kripik pedas itu enak"

Tuesday 31 May 2011

Teringat saat SMA dulu



Teringat saat-saat SMA dulu, suatu hari..kami lagi belajar bahasa Indonesia. Diajar sama guru yang supel, asyik, selalu ceria, pinter, suasana kelas yang selalu dipenuhi senyum cerianya. Waktu itu, ibu guru kami meminta kami agar membuat sebuah puisi. Temanya bebas, sesuka hati kami.


Langsung saja kami mulai membuat puisi kami masing-masing. Tugas ini bersifat individu, bukan kelompok.  Mulai dech kami sekelas berpikir keras. Hahahaha, lebay..(padahal jaman dulu belum ada istilah lebay).Kami diberi waktu satu jam pelajaran. Klo gak salah begonong…



Saya pun ikut berpikir keras, sekeras es batu yang apabila terkena panas langsung meleleh. Kalau otak ini udah panas, maka ide-ide apapun akan lenyap meninggalkanku. Aku ambil pena, aku buka buku. Aku corat-coret buku untuk membuat konsep. Mungkin udah penuh satu halaman coretanku. Namun itulah semangat yang kerasnya seperti es batu yang kena panas. Tak ada susunan kata yang pas, coretan semua, coretan yang gak jelas. Waktu terus berjalan. Semakin saya berpikir keras semakin tak ada gambaran apapun di pikiran ku waktu itu. Slow…slow..slow….tarik nafas dalam-dalam…lepaskan pelan-pelan. Satu dua buah kata pun udah mulai tertuliskan di lembaran putih buku tulisku. Aku pikir, yang penting ada hasilnya, daripada tidak sama sekali. Meskipun seni nya tak ada sama sekali. Saya bangga, saya sudah berusaha.


Waktu pun berakhir, satu persatu kami dipanggil untuk membaca karya kami masing-masing di depan kelas. Tidak semua dari kami yang maju ke depan, karena waktu yang tak cukup. Akhirnya agar semua mendapatkan nilai, tugas kami pun dikumpulkan. Ada beberapa temen kami yang maju memang mereka jagonya buat puisi, isinya begitu mengena, pemilihan kata yang cerdas. Super sekali….


Ada seorang temen saya yang maju, seorang cowok, dia orangnya memang memiliki jiwa seni, MFF inisial namanya. Aku masih teringat seperti apa puisinya. Dia pun maju ke depan, sambil melambaikan tangan bak seorang artis. Dia memang orangnya asyik, ceria, baik, PD nya jempol, dan yang pasti pinter.


Dia membaca judul puisinya (saya lupa judulnya apa).
Kemudian dia mulai dari bait ke bait
“kusadari akhirnya”

 baris pertama dibacakan dengan penghayatan dan mimik yang pas, tepuk tangan pun menggema di seluruh ruang kelas. Kami bangga pada kawan kami yang satu ini.

“kerapuhan imanku”
Rasa bangga kami pun masih ada, cuma ada yang aneh. Tanpa mengulur-ulur waktu dia teruskan baca puisi karyanya.

“Telah membawa jiwa dan ragaku”
Kamipun semakin penasaran

“kedalam dunia yang tak tentu arah”
Tepuk tangan pun menggema dan diiringi grrrrrrr…..diantara kami ada yang tertawa terbahak-bahak. Ternyata puisi yang dia bacakan adalah sebuah lirik lagu band GIGI yang judulnya “ahkirnya”. Meskipun itu adalah sebuah lagu, namun dengan cara pembawaannya yang lain daripada yang lain, jadilah karya seni yang luar biasa.


Tak dapat dipungkiri, dia memang orangnya lucu, dia tahu cara menghibur kami. Itulah, secara pribadi saya sangat senang bisa kenal dan berteman bahkan bersahabat dengan dia.


Sekarang kami pun sudah mulai berpisah jauh, dari teman satu ke teman lainnya. Dia sekarang bertugas sebagai anggota kepolisian di pulau seberang, pulau borneo. Saya di bumi ruwa jurai, lampung. Ada juga yang bertugas sebagai fiskus di ternate. Ada beberapa yang masuk sebagai pegawai bank-bank terbesar di negeri ini. Ada yang beberapa yang mengabdi sebagai guru (cita-cita saya dari kecil, namun tak sampai, pindah haluan :D). Ada juga yang bekerja di salah satu perusahaan terbesar di negeri ini, di Jawa Timur sana. Ada juga yang menjadi staf ahli anggota DPRD. Ada yang menjadi bidan, perawat. Ada yang menjadi pegawai pertanahan. Ada yang sedang tugas belajar di kampus plat merah. Dan masih banyak lagi. SUKSES buat kalian!!!





foto disamping ini adalah foto saat acara reuni angkatan 2006 beberapa hari sebelum Idul Fitri tahun kemarin, ini adalah sebagian dari siswa kelas kami, 3 IPA1 SMAN 1 Geger 2006 (tisgae)













*)seingatku seperti itulah, mungkin ada tambahan dikit-dikit, gak papalah…”sayur tanpa tambahan sedikit garam hambar rasanya” dan “klo terlalu banyak bukan lagi namanya sayur, tapi asinan” :D






Kotabumi, 31 Mei 2011
apep.emdeje

No comments:

Post a Comment