}

Selamat Datang

kritik dan saran dari pembaca sangat kami butuhkan
"kripik pedas itu enak"

Friday 25 March 2011

Perlu berkaca sama anak-anak kecil itu

Hari itu, hujan turun membasahi bumi sepanjang sore dan malam, tidak terlalu deras namun cuma tetesan lembut air dari langit yang tidak segera usai, meskipun banyak orang yang menginginkanya berhenti sejenak, terutama anak-anak muda. Betapa tidak, karena hari itu adalah hari yang ditunggu-tunggu anak muda setiap pekannya, “sabtu malam”. Ya..sabtu malam, mereka sudah menyiapkan jauh-jauh hari untuk mengisi waktu tersebut yang mereka anggap malam yang paling panjang dibanding malam-malam lainnya. Ah, itu hanya perasaan mereka saja atau bahkan cuma semacam sebutan unik dan yang pasti aneh untuk sabtu malam. Tetapi sepertinya itu tidak berlaku bagi saya, seorang anak muda (menurut saya pribadi emang saya masih muda) dengan umur yang masih sekitar 22 tahun sudah harus jauh dari orang tua dan saudara-saudaranya untuk mengarungi kehidupannya sendiri. Suatu hal yang wajib disyukuri, mengapa? karena diluar sana pasti banyak anak seumuran saya yang pengen posisinya seperti saya, namun banyak juga yang tidak menginginkan seperti itu. Tidaklah mengapa, sebab orang punya jalan sendiri. Bagi saya, malam itu sama saja dengan malam-malam yang lain, hanya bedanya besok paginya selepas sembahyang  saya bisa tidur lagi sampai puas. Sebenarnya bukan hanya minggu pagi, tapi sabtu pagi saya pun masih bisa molor karena memang dua hari itu hari libur buat saya dan sebagian orang.

Namun untuk lain hal seperti sebagian besar anak-anak muda, saya juga berharap berhenti sebentar hujan itu, berharap langit bisa berhenti sejenak mengeluarkan airmatanya hanya untuk memberikan kesempatan saya untuk mencari makan. Ya, itulah yang terselip dalam pikiran saya, itulah rutinitas saya tiap malam.
Terdengar adzan maghrib masjid di depan kos. Siap-siap saya dan temen-temen kos untuk berangkat menuju rumah Alloh yang penuh dengan kasih sayang-Nya. Betapa tidak, disanalah tempat orang untuk mengadu, memohon, dan berharap atas semua keinginannya. Subhanalloh, begitu semangatnya anak-anak kecil (seumuran anak-anak SD) ini, meskipun hujan turun gak ada henti-hentinya dari sore itu mereka tetep berangkat untuk mengaji. Bagi mereka menuntut ilmu tidak harus sesuai istilah ngetrend di sekolahnya tuntutlah ilmu sampai kenegeri cina, namun untuk pergi ke tempat menuntut ilmu dalam hal ini ke masjid adalah suatu perjuangan yang melebihi makna istilah tersebut. Saya acungi jempol juga buat bapak yang ngajarin ngaji tersebut, dialah pahlawan tanpa tanda jasa yang sebenarnya, bagi beliau ilmu yang tidak diamalkan bagaikan pohon yang tidak berbuah. Cuma agak lain pemandangan yang ada pada malam itu, seorang anak seumuran saya yang biasanya membantu mengajari adik-adik tidak ada di masjid tersebut, mungkin lagi ada keperluan. Selain dia banyak juga jamaah yang tidak hadir, mungkin karena hujan tersebut yang menghalangi mereka untuk berangkat ke masjid
Entah apa yang menyemangati mereka di waktu hujan dan dingin seperti ini. Diluar sana, mungkin sebagian orang tua mereka asyik nonton tivi atau bahkan ada yang nyenyak dengan tidurnya. Anak-anak muda selalu meliat keluar melalui lubang jendelanya, keluar dan menengadahkan tangan ke atas, hanya sebatas mau memastikan apakah hujan masih turun, padahal sudah jelas percikan-percikan air di sepanjang pekarangan dan jalan didepan rumah mereka, kayaknya mereka sudah terkena penyakit yang obatnya hanya bisa didapat kalau mereka bemalam mingguan.
Waktu saya masih kecil dulu, salah satu semangat yang ada karena keinginan untuk berkumpul sama teman-teman, dan kita tahu apa yang dilakukan, ya kita akan bermain. Masa kecil masa yang saya rindukan, masa dimana-mana dan kapanpun bisa kita jadikan sebagai permainan. Mungkin itu juga yang ada dalam benak adik-adik itu. Apapun alasan mereka tetap saja kelihatan bahwa mereka sangat antusias untuk menuntut ilmu, ilmu agama yang diridhoi Alloh. Untuk bermain adalah alasan nomor yang kesekian. Begitu sedap dipandang mata suasana maghrib itu, sambil menunggu imam datang mereka berkumpul dipojokan masjid, mengisyaratkan bahwa mereka sedang kedinginan. Sebagian berangkat sambil membawa payungnya, mereka taruh payung-payung itu diluar masjid tanpa ada perasaan takut kehilangan.
Imam pun datang, tak lain imam itu adalah guru ngaji mereka. Sholatpun akan dimulai, ya seperti itulah anak-anak kecil, ada yang mudah diatur ada yang setenagh mati mengaturnya, sholat udah dimulaipun masih ada yang usil ama temennya. Butuh ilmu seni untuk mengatur anak kecil, ilmu yang begitu tinggi bagi sebagian orang, bahkan presidenpun mungkin kesulitan untuk menemukan ilmu tersebut. Seusai sholat mereka sudah siap mau memulai menerima ilmu yang dibagikan sang pahlawan tanpa tanda jasa yang diawali dengan doa yang dibaca bersama-sama. Kegiatanpun berjalan seperti hari-hari biasanya. Waktu Isya sudah masuk, dan saat itulan kegiatan belajar-mengajar ini harus disudahi. Tak lupa mereka membaca doa sebelum menyudahi kegiatan pada malam hari itu. Adzan Isya’ berkumandang. Seusai adzan ada sebagian jamaah yang sholat sunah kemudian diteruskan dengan sholat isya’ berjamaah.
Seusai sholat Isya’ mereka pun pulang ke rumah masing-masing. Pulang rame-rame sambil sesekali berkejar-kejaran. Ada yang bilang ke pak ustadnya usul besok kerja bakti, Cuma dari kejauhan saya kurang jelas mendengar jawaban dari ustadz tersebut, sambil senyum saya sedikit menterjemahkan apa yang diinginkan anak tersebut. Ya..mereka bisa kumpul bareng temen-temennya dan bermain...hahahaha.. Tapi tujuan utama mereka tetap mereka selesaikan, dan tahukan anda, semua yang anak-anak itu kerjakan tanpa berharap ada imbalan yang mereka terima. Bagi mereka merasakan kebahagiaan sudah merupakan upah yang sangat besar harganya.Oh...indahnya masa-masa itu...jangan terlena, waktu tak kan berputar kembali, masa depan sudah siap menanti kita, masa lalu sebagai bahan instropeksi kita.
“Ba’da isya', tanggal 13 November 2010 di Tulung Batuan Kelurahan Tanjung Harapan Kecamatan Kotabumi Selatan Kabupaten Lampung Utara tulisan ini saya buat”





sumber gambar : http://aa1993pratama.blogdetik.com

No comments:

Post a Comment